Kamis, 12 Mei 2016

How Many Times You Should Try?

Beberapa waktu ini saya sedang roadshow ke seluruh cabang cover saya untuk memberikan training mengenai Self Leadership. Sebelum membawakan materi biasanya saya membaca ulang agar dapat lebih memahami apa yang ingin saya sampaikan. Semakin saya membaca, semakin saya mendapatkan tambahan insight yang berbeda meskipun dengan tema yang sama. Saya anggap itu sebagai berkah untuk trainer.

Insight paling mengena yang saya dapati ketika saya masuk ke bagian how many times you should try? Di bagian ini peserta ditunjukkan sebuah slide dengan visualisasi jumlah kegagalan orang-orang terkenal sebelum mereka berhasil menciptakan sesuatu lengkap dengan ilustrasinya.  Saya suka menambahkan tokoh bernama Thomas Alva Edison di sela-sela menerangkan slide tersebut dengan asumsi peserta pasti mengetahui dengan pasti siapa beliau dan apa yang telah dia lalui untuk bisa berhasil menjadi penemu lampu pijar. Ada satu pertanyaan yang saya lontarkan ketika saya mengulas mengenai sosok ini: “Apa yang terjadi jika Thomas Alva Edison berhenti mencoba di percobaannya yang ke 999?” Rata-rata peserta di setiap cabang pasti akan menjawab: “jadi gelap bu sekarang”, “kita ga kenal lampu, bu”, atau jawaban lain yang sejenis. Saat itulah saya memanfaatkan momen hening sejenak dan berkata: Tidak. Kita akan tetap bisa menikmati lampu saat ini. Dunia tidak akan gelap. Lampu akan tetap ada, tetapi bukan nama Thomas Alva Edison yang kita kenal. Jika Thomas saat itu memilih menyerah, maka akan ada nama lain yang berjuang lebih keras dan muncul sebagai penemu lampu. Ketika dia menyerah, bukan kita yang tidak mendapat manfaat lampu, melainkan dia yang kehilangan kesempatan untuk dikenal dan dikenang.

Begitu juga dengan kita, saat kita memilih menyerah, maka akan selalu ada orang lain yang memiliki usaha lebih keras untuk mencapai tujuan kita. Saat kita memilih melepaskan kesempatan, akan selalu ada orang lain yang berusaha lebih giat untuk mendapatkan kesempatan tersebut. Saat kita mulai lengah dan tidak menghargai posisi kita saat ini, akan selalu ada orang yang siap menggantikan kita di posisi yang sama.  Saat itu, biasanya semua peserta terdiam, dan saya memanfaatkannya untuk melakukan ‘gerakan mercusuar’ menyapukan pandangan ke semua peserta.

Pilihan yang kita buat, akan mempengaruhi diri kita. Akan berdampak pada kehidupan kita sebelum berdampak pada sekitar. You can choose your choice freely, but you can’t choose the consequences. Pilihan dan konsekuensi bagaikan dua sisi mata uang. Satu paket dan tidak akan terpisahkan. Pilhan-pilihan yang kita buat akan memberikan dampak yang berbeda-beda. Ketika kita memilih menyerah, berarti kita memberikan kesempatan yang kita miliki ke orang lain. Ketika kita memilih untuk berusaha dengan lebih maksimal, berarti kita sedang memanfaatkan kesempatan yang kita dapatkan. Mencoba dengan lebih keras dan lebih cerdas juga termasuk pilihan, belajar untuk menjadi lebih baik atau tidak juga merupakan pilihan. Untuk berhasil, tiap orang memiliki pathnya masing-masing. Tergantung seberapa keras usaha dan seberapa banyak ia mau mencoba. Remember this: when you stop trying to reach something, there always someone else who try harder to get it. When you stop appreciate something, there always somebody else who will do it and take your position. 
So, how many times you should try?
pic via Google


Let’s contemplate...

Senin, 09 Mei 2016

Pelangi dan Matahari [ Teori Suka-suka ]

Biasanya hal-hal yang diabadikan itu adalah hal yang sementara. Bukan hal yang selalu ada.
Misalnya, orang akan lebih sering mengabadikan pelangi, sunset, sunrise, karena mereka muncul sementara, dan sebentar. Sangat jarang orang mengabadikan sinar mentari di kala siang karena sinar itu menerangi secara kontinyu. Selalu. Nah, karena hal-hal tersebut jarang, jadinya terasa spesial. Orang akan memberi perhatian penuh pada kehadirannya.
Berbeda dengan hal yang selalu ada. Kehadirannya yang selalu akan mengikis rasa spesial itu. Sehingga cenderung diabaikan. Mungkin itu penyebab beberapa orang lebih sering menemukan pelangi daripada mataharinya.

 Friskilia Ana Maria ( @friskil )
Disclaimer: tulisan ini saya repost dari http://joshualeonheart.blogspot.co.id/2013/08/biasanya-hal-hal-yang-diabadikan-itu.html?view=classic di tahun 2013 yang juga adalah hasil repost tulisan/ ungkapan 'ngasal' saya kala itu #repostception.
Ternyata benar, tulisan itu bisa membuat "abadi"

thanks, Jo, for reminding me with my own article.
 

Tempat Mengungkap yang Tak Terucap Template by Ipietoon Cute Blog Design