Jumat, 20 Maret 2015

Thanks for Cheer Me Up (Again)


Tuhan itu luar biasa banget. Luar biasa baiknya, luar biasa humorisnya, dan luar biasa manisnya. Kenapa aku bisa bilang begitu? Karena sore ini aku baru mengalami (lagi) yang namanya dihibur dengan manis oleh-Nya.

Today wasn’t good day. I had some family argumentation which make a negative effect for my plan, my day, and my mood and much more. I have terrible feeling. Do you ever feel the pain in your chest literally from seeing/hearing/thinking something that breaks your heart? I did. What is the worst part from cancelled plan? The fact that all of your word was unlistened. Even your tears can’t come out from your eyes because of the pain. Sadness, anger, disappointment seems like want to make my  heart full. And everything getting worse when I got traffic near my house. It push me to turn around and find another way, further. Oh God, can’t this getting worse? Padahal saat itu maunya cepat-cepat sampai di rumah dan mengurung  diri di kamar. Aku mengeluh.


But, here is the sweet part. Dalam perjalanan yang lebih jauh dari biasanya, aku melihat hal-hal yang membuat emosiku menjadi lebih stabil. Tidak sengaja bertemu teman lama, melihat orang-orang di sepanjang jalan yang memiliki ekspresi mereka masing-masing (this is rare, karena biasanya aku tidak pernah memperhatikan sekitar saat berkendara), dan bahkan ada orang yang tersenyum lebar dan berteriak “hai” kepadaku seolah aku temannya saat kami selisih jalan. Aku kaget karena aku tidak mengenalnya, dan sepertinya beberapa detik kemudian dia juga sadar kalau dia salah orang. Hahahahahaha. My laugh burst. Lot of laugh. Saat itu emosi negatifku menghilang. Sisa perjalanan aku lalui dengan santai, menikmati sore sehabis hujan ternyata menyenangkan. Aku bergumam, ah, Tuhan bisa saja. Mencoba menghibur setelah menggagalkan rencanaku, huh? Yes, You win. Sekali lagi Dia mampu membuatku sadar bahwa bahagia itu sederhana (dengan cara-Nya yang unpredictable tentu saja). Siapa yang sangka kemacetan yang menurutku menyebalkan ternyata menuntunku ke kejadian-kejadian yang menciptakan tawa? Padahal aku sudah memprediksi bahwa hari ini akan berakhir dengan tidak menyenangkan. Prediksiku lagi-lagi salah. Sesampainya di rumah marahku sudah reda, adik yang awalnya nyaris jadi “korban” kemarahan (dia juga salah satu penyebab sebenarnya, huh!) terselamatkan (hahaha). Cimo yang awalnya akan menjadi ‘tidak terlihat’ tetap mendapatkan bagiannya untuk bermain. Damai sekali. 

Tidak ada keputusan yang berubah sebenarnya. Semua tetap sama seperti saat argumentasi kami berakhir. Rencana tetap gagal, dan keputusan yang diambil tetap tidak membuatku senang. Namun perbedaan besar terjadi terhadap reaksiku. Akar pahit yang awalnya dipupuk subur dengan kekecewaan diberantas dengan bersih oleh penerimaan. Penerimaan itu tidak akan ada kalau jalan menuju rumah tadi tidak macet. Jika penerimaan tidak muncul, maka sepertinya bukan hari ini saja yang buruk, tapi juga hari-hari besok. Bersyukur Tuhan masih menolongku dengan manis. Jikalau pun malam ini air mata akan mengalir, bisa dipastikan itu air mata ucapan syukur. He rebound my heart well. He replace my anger with happiness. If He can do it to me, He can do it to you too. Yang perlu kita lakukan hanyalah menjadi lebih peka. Peka akan kehadiran-Nya.

Selamat mengalami hal yang indah :)
 

Tempat Mengungkap yang Tak Terucap Template by Ipietoon Cute Blog Design