Selasa, 13 Desember 2016

Bermimpi Kembali


Anda punya mimpi?
Kalimat di atas biasanya langsung kita asosiasikan pada tawaran awal untuk masuk ke sebuah komunitas MLM. Arahan untuk mencoba kembali mewujudkan mimpi yang kita miliki. Sebagian orang tertarik, sebagian lagi menanggapi dengan senyuman sinis atau tawa yang sekenanya. Seandainya pertanyaan tersebut kita tanya pada diri sendiri, apakah kita masih memiliki jawaban?
 Ada sebuah iklan yang saya tonton ketika saya sedang mempersiapkan bahan ajar untuk sebuah training leadership. Iklan itu menceritakan mengenai survey pada beberapa wanita dewasa yang seolah-olah sedang dikonseling oleh seorang ahli. Dari survey tersebut didapati bahwa mereka sangat lancar ketika diminta menceritakan mimpi dan cita-cita mereka waktu kecil. Namun ketika ditanyakan mimpi saat ini, tidak sedikit yang terbata-bata dan syok seolah pertanyaan tersebut adalah pertanyaan maha susah di soal ujian Negara. Mereka kemudian menceritakan betapa menjadi wanita dewasa memiliki beban hidup yang harus ditanggung, tanggung jawab yang harus diemban, kritik dan cemooh yang harus diterima, dan lain-lain. Hal-hal yang terlihat biasa namun ternyata mempengaruhi pola pikir mereka. Membuat kepercayaan diri menurun, passion memudar, dan akhirnya mimpi menjadi hal yang tabu. Di akhir survey mereka diberitahu bahwa yang mengkonseling mereka adalah anak-anak kecil. Hal yang mengagetkan tentunya bagaimana anak-anak kecil itu yang mengingatkan mereka kembali mengenai betapa mimpi masih bisa diraih.
Berapa banyak diantara kita (termasuk saya) yang juga mengalami hal serupa. Kondisi kehidupan seolah memaksa kita untuk berpikir logis dengan sudah bisa bertahan hidup saja syukur, jangan persulit diri dengan mimpi yang cenderung mustahil. Tanggung jawab sudah makin besar, hal-hal yang terlalu ‘tinggi’ sebaiknya dicoret dalam prioritas. Kondisi lingkungan yang tidak mendukung dan mengecilkan asa untuk bermimpi juga menjadi salah satu faktor yang berpengaruh. Keadaan membuat kita secara tidak sadar terpaksa membunuh kemungkinan bahwa mimpi kita masih bisa menjadi nyata. 
 
Well, sudah berapa kali anggukan yang dilakukan saat membaca tulisan di atas sembari memikirkannya? Jika masih ada anggukan itu, maka mungkin kita sudah bisa untuk mulai melihat anak-anak yang ada di sekitar kita, betapa berbinarnya mereka saat menceritakan mimpi mereka, betapa antusiasnya mereka saat ditanya mengenai cita-cita mereka. Mimpi yang masih murni tanpa dicemari dengan pikiran negatif tentang kemustahilan. Cita-cita yang masih digantungkan setinggi langit tanpa peduli bisa atau tidak untuk digapai. Rasakan aura positif itu dan mulailah untuk berani bermimpi kembali. Tidak ada kata terlambat untuk mulai bermimpi, tidak ada kata terlalu tua untuk memiliki cita-cita. Sesungguhnya, bukanlah usia yang menjadi faktor penentu kemungkinan kita mencapai mimpi, melainkan seberapa kuat kita berani bermimpi kembali?

Mimpi yang kita miliki akan tanpa disadari mendrive kita untuk bergerak ke arah mimpi itu. Sudah beberapa kali saya membuktikan hal ini untuk diri saya sendiri. Ketika masih kuliah, saya pernah mendapatkan tugas untuk membuat peta ambisi. Sebuah peta sederhana yang menunjukkan dimana diri ini pada saat 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, dan beberapa tahun ke depan. Pada saat itu saya menuliskan hal-hal yang dulu rasanya masih terlalu tinggi untuk bisa dicapai. Saya dengan 'pede'nya mencari potongan-potongan gambar yang menunjukkan keahlian-keahlian yang ingin saya miliki, prestasi-prestasi yang ingin saya raih, barang-barang yang ingin saya beli. Semua saya tuangkan dalam karton berukuran A0. Setelah diberi penilaian, karton tersebut saya pampang di dinding kos dan tidak pernah saya perhatikan lagi.

Waktu berlalu, ketika saya lulus dan mendapat pekerjaan, saya akhirnya pindah dari kos tersebut. Kegiatan packing saya terhenti cukup lama ketika saya akan menurunkan karton peta ambisi yang selama ini tertempel di dinding. Semua cita-cita saya yang memiliki deadline selama kuliah ternyata berhasil saya raih. Well, I did it! Dan ketika saya menulis artikel ini, beberapa mimpi saya yang lain juga sudah terealisasi. Hidup yang 'sepertinya' hanya mengalir saja ternyata menuju ke sebuah pencapaian yang dulu dianggap mustahil untuk dicapai anak usia 20an. Amazing, right?

As I told you before, your dream will drive you to something that you never imagine before. Realize it or not. When someday you achieve your dream, you'll remember that in past, the younger you ever dream to be you right now. It will make you give thanks for whatever you've been through, whatever you've done. Good or bad. Everything happen for reasons. One of the reason maybe because you ever dreamed about it. Dream and life achievement isn't depend on your age, your condition, or your environment. It's depend on you and your effort to achieve it.

So, are you dare to dream again?

 

Tempat Mengungkap yang Tak Terucap Template by Ipietoon Cute Blog Design