Kamis, 06 Februari 2014

Be Tough, Papa

"Ce, apa kabar? Papa sebenernya ga enak mau telpon cece, tapi mau hubungin siapa lagi.. Papa cuma mau cerita..."
 
Papa tahu, mendengar ucapan papa yang sepotong itu saja hatiku sudah tidak karuan. Ada yang tidak beres sedang terjadi. Dan ketika papa menceritakan semuanya, hatiku hancur. Pedihnya jauh lebih dahsyat daripada putus cinta (?).

Maaf, pa. Mungkin aku hanya diam saat mendengar keluh kesahmu. Mungkin tidak ada ucapan menghibur yang keluar dari mulutku. Kenapa? Karena menggumampun aku sudah tidak sanggup. Ya, aku sedang menggigit bibirku untuk menahan tangis.

Satu yang harus papa tahu, meskipun aku jauh, aku selalu ada buat papa. I'm still your favourite daughter, right? Meski dalam hati, aku selalu berusaha menguatkan papa. Papa pasti kuat, dan harus kuat. Papa satu-satunya penyemangatku bekerja di kota asing ini. Jika papa putus asa, aku seperti layang-layang kehilangan benang. Pikiranku melayang entah kemana.

Pa, selama ini papa selalu bilang kan, kalau Tuhan itu tidak pernah meninggalkan kita, ya kan? Sekarang papa harus ingat itu. Papa harus tegar. Meski tidak ada yang membantumu, papa harus percaya bahwa Dia akan selalu menyelesaikan masalah kita.

Dulu papa yang selalu menguatkanku untuk tetap semangat. Sekarang aku yang akan menyemangati papa. Meskipun ragaku tidak di sampingmu, yakinlah hatiku dekat di hatimu, pa.

Papaku adalah papa yang kuat, papaku adalah papa yang hebat. Dan akan tetap seperti itu. Ini hanyalah serpihan kecil yang akan menjadi alat Nya dalam menyatakan mujizat. Percayalah semua akan baik-baik saja.

Be tough, pa. :)
Teruntuk papa, dari putrimu yang selalu kau anggap masih kecil :)

*ditulis untuk tantangan twitter #30harimenulissuratcinta 

Rabu, 05 Februari 2014

Surat Terakhir Untuk Tanggal 5

Hari ini tanggal 5, bulan kedua. Sudah memasuki tahun ketiga tidak ada perayaan di hari ini. Aku masih mengingat masa lalu dimana aku selalu mencari ide untuk membuat tanggal ini spesial. Namun, sekarang tidak lagi.
 
Tanggal 5 pernah menjadi salah satu tanggal paling menyenangkan dan paling menyedihkan sekaligus. Kau pasti tahu mengapa. Tidak, ini bukan untuk menyalahkanmu atas apa yang terjadi, kau tak perlu menyesali itu. Anggap itu petunjuk dari Tuhan bahwa kita mungkin tidak ditakdirkan untuk bersama.

Aku merasakan euforia setiap mendekati tanggal 5 saat kita masih bersama, dan di tanggal yang sama aku juga merasakan kepedihan saat kita baru berpisah. Tapi itu dulu, tiga tahun lalu. Saat ini, tanggal tersebut sudah sama seperti tanggal lainnya. Tidak ada yang harus disesali lagi. Tidak ada yang harus dipertanyakan lagi


Saat ini, tanggal 5 bulan kedua, di tahun ketiga. Aku mengucapkan banyak terima kasih padamu. Aku belajar banyak hal saat kau ada, dan lebih banyak lagi saat kau pergi. Terima kasih telah memberiku sesuatu yang disebut kenangan untuk tanggal 5. Aku berharap suatu saat nanti kita bisa bercerita bersama. Mungkin mengenai perjalanan hidup masing-masing, mungkin menceritakan orang yang memberi kenangan, atau bercerita tentang orang yang ditakdirkan untuk menemani dalam meraih masa depan.


*ditulis untuk tantangan twitter #30harimenulissuratcinta

Selasa, 04 Februari 2014

Hai, Kamu, Terima Kasih.



Hai, Kamu, pelangi yang muncul dalam satu fase kehidupanku. Terima kasih untuk warna-warna cerah yang telah kau berikan seiring kehadiranmu.


Hai, Kamu, sosok yang datang dengan sejuta pesona dan perhatian yang langka. Terima kasih untuk setiap hal kecil namun indah yang (mungkin) tak sengaja pernah kau lakukan.


Hai, Kamu, raga yang penuh kemisteriusan. Terima kasih untuk mau berbagi sedikit kisah rahasiamu kepadaku. Aku anggap kau telah (sedikit) percaya padaku.


Hai, Kamu, orang yang dulu datang dengan segala hal yang spesial untukku, namun sekarang mulai menghilang. Terima kasih untuk mau menyadarkanku, bahwa kenyataan tak selalu seindah harapan.


Hai, Kamu, yang menjadikanku salah satu pilihan, yang mungkin takkan terpilih. Terima kasih untuk mengingatkanku, bahwa aku sudah memasuki fase merelakan di kisah ini untuk menjadi sebuah kenangan.


Hai, Kamu. Terima kasih.

-030214-

*ditulis untuk tantangan twitter #30harimenulissuratcinta
 

Tempat Mengungkap yang Tak Terucap Template by Ipietoon Cute Blog Design