... Semua akan menjadi indah pada waktunya,,,
Berapa banyak dari kita yang
membayangkan sebuah ending yang bahagia saat mengatakan segala sesuatu akan
jadi indah pada waktunya? Seolah indah hanya berada di bagian akhir dari sebuah
kisah. Saya dulu juga begitu, ungkapan indah pada waktunya selalu saya gumamkan
saat saya sedang mengalami persoalan berat atau sedang dirundung kesedihan. Sebuah
kalimat yang sangat ampuh menghibur diri bahwa kesedihan ini akan berakhir,
beban ini akan mampu dilewati, dan sebagainya. Saya mengharapkan akhir yang
indah. Tidak ada yang salah akan hal ini. Hingga sebuah sharing dari seorang
teman baik yang baru mengikuti sebuah seminar menyadarkan saya. Indah pada
waktuNya memiliki makna yang jauh lebih dalam dari pada sebuah akhir yang
indah. Indah pada waktunya tidak sekadar membahas hasil akhir. Indah pada
waktunya tidak sekadar berkutat pada selesainya sebuah momen. Indah pada
waktunya lebih indah dari itu. Indah pada waktuNya memiliki makna semuanya
tepat pada waktunya, bukan cuma akhir yang bahagia tetapi juga proses yang kita
lalui dengan tepat. Ada waktu untuk
menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari.
Teman saya bercerita bahwa hidup
kita dibentuk oleh Tuhan secara keseluruhan. Tidak selalu datar, namun pasti
setiap bagian ditentukan dengan tepat. Ibarat sebuah lagu yang indah, tidak
semuanya bernada sama, ada not yang bermacam-macam dipadupadankan. Di dalam
sebuah lagu ada banyak bar. Seperti hidup kita, ada tiap babak yang up and down.
Namun akhir dari bar tersebut belum tentu merupakan akhir dari lagu. Akhir dari
babak yang penuh kesedihan bukan berarti merupakan akhir dari kehidupan, ketika
mengalami suka cita melimpah juga bukan berarti itu akhir kisah kita. Ada visi
yang jauh lebih besar bagi kita untuk melanjutkan melodi hingga selesai. Saya ambil
contoh lagu indah yang baru dipelajari di koor gereja yang berjudul “siapa
menyalibkanNya -Who Crucified My Lord by Ralph R. Belcher” Lagu ini diawali dengan lembut dan sangat pelan di
nada-nada rendah, kemudian di tengah lagu tiba-tiba semua nada berubah menjadi
tinggi dan harus dinyanyikan dengan forte, keras, tegas dan lantang, di bagian
akhir kembali dinyanyikan dengan sangat lembut dengan nada rendah. Secara keseluruhan
lagu ini sangat indah. Namun apa yang terjadi jika yang dinyanyikan hanya sepotong
di bagian forte atau piano saja? Lagu ini hanya akan menjadi untaian baris yang
aneh dan tanggung. Up and down nada justru menjadikan lagu ini indah secara menyeluruh
hingga not terakhir. Begitu juga dengan hidup kita, Tuhan yang jadi dwelling
place kita. Tiap nada dalam kehidupan kita dibunyikannya dengan tepat pada
waktuNya.
Sedih, senang, tawa, duka, susah,
berjuang, lancar, dll tepat pada waktunya. Itu yang namanya bahagia. Seperti yang
diungkapkan di atas, indah pada waktunya artinya semua tepat pada waktunya. Bukan
cuma akhir bahagia saja, tetapi ketika kita sedih dan itu tepat pada waktunya,
itu indah. Ketika kita bahagia di saat yang tepat, itu indah. Nada yang tinggi
tidak akan indah jika tidak dibunyikan tepat pada waktunya, nada yang rendah
tidak akan indah jika dibunyikan pada saat yang salah. Sukacita kita tidak
menjadi hal yang indah jika hal yang menggembirakan datang disaat yang tidak
tepat, bahagia kita tidak akan dikenang jika momen indah muncul di waktu yang
salah. Hal inilah yang membuat kita menghargai proses kehidupan. Memaknai setiap
apa yang terjadi sebagai kehendak Tuhan yang ingin menjadikan kita indah. Menghargai
saat-saat duka, menikmati saat-saat suka. Menjalani segala sesuatu dengan tepat
seturut kehendakNya, indah pada waktuNya.
Untuk segala sesuatu ada waktunya (Pkh 3: 1-11)
Untuk segala sesuatu ada masanya,
untuk apapun di bawah langit ada waktunya.
Ada waktu untuk lahir, ada waktu
untuk meninggal,
ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang
ditanam;
ada waktu untuk membunuh, ada
waktu untuk menyembuhkan;
ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun;
ada waktu untuk menangis, ada
waktu untuk tertawa;
ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari;
ada waktu untuk membuang batu,
ada waktu untuk mengumpulkan batu;
ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk
menahan diri dari memeluk;
ada waktu untuk mencari, ada
waktu untuk membiarkan rugi;
ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk
membuang;
ada waktu untuk merobek, ada
waktu untuk menjahit;
ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara;
ada waktu untuk mengasihi, ada
waktu untuk membenci;
ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai.
Apakah untung pekerja dari yang
dikerjakannya dengan berjerih payah?
Aku telah melihat pekerjaan yang
diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan dirinya.
Ia membuat segala sesuatu indah
pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia
tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
A Time for Everything (Ecclesiastes 3:1-11, NIV)
1 There is a time for everything, and a season for every activity under the heavens:
2 a time to be born and a time to die,
a time to plant and a time to uproot,
3 a time to kill and a time to heal,
a time to tear down and a time to build,
4 a time to weep and a time to laugh,
a time to mourn and a time to dance,
5 a time to scatter stones and a time to gather them,
a time to embrace and a time to refrain from embracing,
6 a time to search and a time to give up,
a time to keep and a time to throw away,
7 a time to tear and a time to mend,
a time to be silent and a time to speak,
8 a time to love and a time to hate,
a time for war and a time for peace.
a time to plant and a time to uproot,
3 a time to kill and a time to heal,
a time to tear down and a time to build,
4 a time to weep and a time to laugh,
a time to mourn and a time to dance,
5 a time to scatter stones and a time to gather them,
a time to embrace and a time to refrain from embracing,
6 a time to search and a time to give up,
a time to keep and a time to throw away,
7 a time to tear and a time to mend,
a time to be silent and a time to speak,
8 a time to love and a time to hate,
a time for war and a time for peace.
9 What do workers gain from their toil? 10 I have seen the burden God has laid on the human race. 11 He has made everything beautiful in its time. He has also set eternity in the human heart; yet[a] no one can fathom what God has done from beginning to end.