Filipi 2: 1-4:
Jadi karena dalam Kristus ada
nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan
belas kasihan,
|
|
karena itu sempurnakanlah
sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu
jiwa, satu tujuan,
|
|
dengan tidak mencari kepentingan
sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah
hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
|
|
dan janganlah tiap-tiap orang
hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain
juga.
|
Melayani berarti menambahkan nilai untuk orang lain, menaruh
orang lain di posisi utama. If we love
God. We love each others. If we love each others, we serve.
Ada beberapa prinsip dalam melayani:
1. Availability, not ability.
Tuhan mampu menggunakan apapun yang ada di
dalam kita untuk membuat Ia dimuliakan. Ketersediaan kita melayani membuat
orang dapat mengalami berkat. God doesn’t
call the qualified, He qualify the called.
2. Antidote for ego.
Melayani adalah penangkal yang ampuh untuk
ego. Melayani mengajarkan penundukan diri. Try
this: "my name is Lia, and I am a servant :)"
If the
way up is go down, how low can you go?
3. Commitment beyond envolvement
(ibrani 12: 1-4)
Komitmen lebih dari keterlibatan. Melayani
tidak hanya terlibat dalam satu waktu atau satu kegiatan, namun lebih dari itu,
melayani berarti memiliki komitmen untuk memberikan lebih, melakukannya dengan
tekun hingga akhir, tanpa berputus asa.
4. Small is the new big.
Jalan untuk memimpin adalah melayani. Bagi yang
telah terlibat dalam pelayanan, mari kita cek ulang, apakah pelayanan kita
masih semurni dulu?
The
greater we become, the greater servant we should be.
Last but not least, lets we start to serve
with this simple sentence:
“Yes, Lord. Here I am, use me. Send me”.
God bless you :)
*Ringkasan dari kotbah Alvin Rajagukguk