Sabtu, 21 November 2015

Woman still a woman, no matter what



Wanita yang berdandan tidak membuat derajatnya lebih tinggi atau lebih rendah dari wanita tanpa make up. Mereka tetap wanita.
Wanita bekerja tidak membuat derajatnya lebih tinggi atau lebih rendah dari ibu rumah tangga. Mereka tetap wanita.
Wanita menikah tidak membuat derajatnya lebih tinggi atau lebih rendah dari wanita yang tidak menikah.  Mereka tetap wanita.
Wanita yang pintar memasak tidak membuat derajatnya lebih tinggi atau lebih rendah dari wanita yang tidak bisa memasak.  Mereka tetap wanita.
Wanita yang dikaruniai anak tidak membuat derajatnya lebih tinggi atau lebih rendah dari wanita yang tidak memiliki anak. Mereka tetap wanita.
Wanita yang selama mengandung dapat tetap beraktivitas tidak membuat derajatnya lebih tinggi atau lebih rendah dari wanita yang harus bedrest selama masa trimester awal kehamilan.
Wanita yang mampu memberi ASI eksklusif tidak membuat derajatnya lebih tinggi atau lebih rendah dari wanita yang kesulitan memberi ASI. Mereka tetap wanita.


Akhir-akhir ini saya semakin sering melihat artikel atau uraian di media sosial yang terkesan mendiskreditkan orang lain yang dianggap tidak seperti mereka.  Saya kurang tahu motivasinya apa dalam menciptakan tulisan yang memberi penilaian bahwa apa yang mereka lakukan lebih baik, dan yang tidak melakukan dicap buruk. Untuk beberapa hal mungkin ada benarnya, namun bukan berarti semua yang tidak sejalan otomatis dianggap salah. Sesimple mau berdandan atau tidak. Kepribadian seorang wanita tidak dinilai dari cara mereka mengenakan make up. Harap dibedakan antara wanita pintar berdandan dengan wanita yang hanya bisa berdandan. Tidak semua wanita yang suka mempercantik diri dengan make up itu adalah orang yang tidak baik, pun sebaliknya, tidak semua wanita tanpa make up adalah orang ‘alim’. Berdandan atau tidak bukanlah tolok ukur yang pas untuk menilai kualitas seorang wanita. 

Setiap orang memiliki pemikiran dan pertimbangan sendiri untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Seorang wanita memiliki pertimbangan sendiri untuk memutuskan bekerja atau tidak setelah menikah. Setiap orang berhak memilih mau jadi apa dan mau bagaimana melanjutkan hidup mereka. Selama itu tidak melanggar hukum dan tidak menjadi batu sandungan bagi yang lain, mengapa kita harus sibuk menghakimi keputusannya? Siapakah kita sehingga kita bisa memutuskan kalau ibu rumah tangga lebih mulia daripada wanita pekerja? Siapakah kita sehingga kita bisa menilai bahwa wanita pekerja lebih cerdas dari ibu rumah tangga? Apakah kita sudah benar-benar tahu apa yang melatarbelakangi wanita tersebut untuk memilih tetap bekerja setelah menikah atau fokus mengurus keluarga? Seberapa yakin kita menilai bahwa itu adalah keinginannya? Seberapa tahu kita dengan kondisi keuangan keluarga mereka? Jika masih ragu, bukankah lebih baik bagi kita untuk tidak mengeluarkan kata-kata menghakimi yang mungkin bisa menyakiti?
Everyone has their own trouble and happiness, why should us disturb them with our heartless judgemental words? Bukan berarti kita menjadi skeptis dan apatis terhadap lingkungan, namun setahu saya, kita sama sekali TIDAK memiliki hak untuk menghakimi pilihan seseorang. Tidak masalah jika hanya sebatas memberi saran atau memberi nasihat selama membangun, yang jadi masalah ada ketika kita merendahkan orang yang tidak sejalan dengan kita. Semulia apa kita sehingga kita bisa dengan entengnya menilai kalau wanita mandul adalah wanita yang tidak sempurna? Mungkin perlu diingat kembali, tidak semua wanita yang memiliki anak bisa menjadi ibu. Tidak semua ibu dikaruniai anak. Ironis, bukan?

Mungkin sudah waktunya kita memperbanyak refleksi diri daripada menghabiskan waktu untuk menghakimi orang lain. Banyak hal lain yang lebih berguna untuk dilakukan daripada sibuk mengomentari hidup orang lain. Meningkatkan kualitas diri sebagai wanita akan lebih bermanfaat dibanding merendahkan wanita lain. Bagi setiap wanita yang membaca ini, harap menggunakan empati yang lebih besar terlebih dahulu sebelum mendiskreditkan wanita lain. Respect their choices. We don’t know what happened in her life.  Setiap wanita diciptakan spesial, dengan keunikannya masing-masing. If you born as a woman, you should know this: Woman still a woman, no matter what.


 

Tempat Mengungkap yang Tak Terucap Template by Ipietoon Cute Blog Design