Wanita yang berdandan tidak
membuat derajatnya lebih tinggi atau lebih rendah dari wanita tanpa make up. Mereka
tetap wanita.
Wanita bekerja tidak membuat
derajatnya lebih tinggi atau lebih rendah dari ibu rumah tangga. Mereka tetap
wanita.
Wanita menikah tidak membuat
derajatnya lebih tinggi atau lebih rendah dari wanita yang tidak menikah. Mereka tetap wanita.
Wanita yang pintar memasak tidak
membuat derajatnya lebih tinggi atau lebih rendah dari wanita yang tidak bisa
memasak. Mereka tetap wanita.
Wanita yang dikaruniai anak tidak
membuat derajatnya lebih tinggi atau lebih rendah dari wanita yang tidak memiliki
anak. Mereka tetap wanita.
Wanita yang selama mengandung
dapat tetap beraktivitas tidak membuat derajatnya lebih tinggi atau lebih
rendah dari wanita yang harus bedrest selama masa trimester awal kehamilan.
Wanita yang mampu memberi ASI
eksklusif tidak membuat derajatnya lebih tinggi atau lebih rendah dari wanita
yang kesulitan memberi ASI. Mereka tetap wanita.
Akhir-akhir ini saya semakin
sering melihat artikel atau uraian di media sosial yang terkesan
mendiskreditkan orang lain yang dianggap tidak seperti mereka. Saya kurang tahu motivasinya apa dalam
menciptakan tulisan yang memberi penilaian bahwa apa yang mereka lakukan lebih
baik, dan yang tidak melakukan dicap buruk. Untuk beberapa hal mungkin ada
benarnya, namun bukan berarti semua yang tidak sejalan otomatis dianggap salah.
Sesimple mau berdandan atau tidak. Kepribadian seorang wanita tidak dinilai
dari cara mereka mengenakan make up.
Harap dibedakan antara wanita pintar berdandan dengan wanita yang hanya bisa
berdandan. Tidak semua wanita yang suka mempercantik diri dengan make up itu
adalah orang yang tidak baik, pun sebaliknya, tidak semua wanita tanpa make up
adalah orang ‘alim’. Berdandan atau tidak bukanlah tolok ukur yang pas untuk
menilai kualitas seorang wanita.
Setiap orang memiliki pemikiran
dan pertimbangan sendiri untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Seorang
wanita memiliki pertimbangan sendiri untuk memutuskan bekerja atau tidak
setelah menikah. Setiap orang berhak memilih mau jadi apa dan mau bagaimana
melanjutkan hidup mereka. Selama itu tidak melanggar hukum dan tidak menjadi
batu sandungan bagi yang lain, mengapa kita harus sibuk menghakimi
keputusannya? Siapakah kita sehingga kita bisa memutuskan kalau ibu rumah
tangga lebih mulia daripada wanita pekerja? Siapakah kita sehingga kita bisa
menilai bahwa wanita pekerja lebih cerdas dari ibu rumah tangga? Apakah kita
sudah benar-benar tahu apa yang melatarbelakangi wanita tersebut untuk memilih
tetap bekerja setelah menikah atau fokus mengurus keluarga? Seberapa yakin kita
menilai bahwa itu adalah keinginannya? Seberapa tahu kita dengan kondisi
keuangan keluarga mereka? Jika masih ragu, bukankah lebih baik bagi kita untuk
tidak mengeluarkan kata-kata menghakimi yang mungkin bisa menyakiti?
Everyone has their own trouble and happiness, why should us disturb
them with our heartless judgemental words? Bukan berarti kita menjadi skeptis
dan apatis terhadap lingkungan, namun setahu saya, kita sama sekali TIDAK
memiliki hak untuk menghakimi pilihan seseorang. Tidak masalah jika hanya
sebatas memberi saran atau memberi nasihat selama membangun, yang jadi masalah
ada ketika kita merendahkan orang yang tidak sejalan dengan kita. Semulia apa
kita sehingga kita bisa dengan entengnya menilai kalau wanita mandul adalah
wanita yang tidak sempurna? Mungkin perlu diingat kembali, tidak semua wanita
yang memiliki anak bisa menjadi ibu. Tidak semua ibu dikaruniai anak. Ironis, bukan?
Mungkin sudah waktunya kita
memperbanyak refleksi diri daripada menghabiskan waktu untuk menghakimi orang
lain. Banyak hal lain yang lebih berguna untuk dilakukan daripada sibuk
mengomentari hidup orang lain. Meningkatkan kualitas diri sebagai wanita akan lebih bermanfaat dibanding merendahkan wanita lain. Bagi setiap wanita yang membaca ini, harap
menggunakan empati yang lebih besar terlebih dahulu sebelum mendiskreditkan
wanita lain. Respect their choices. We don’t know what happened in her life.
Setiap wanita diciptakan spesial, dengan
keunikannya masing-masing. If you born as
a woman, you should know this: Woman still a woman, no matter what.