31 Januari 2015. Hari terakhir di
bulan pertama tahun ini. Entah apa yang ada di pikiranku saat ini, semua terasa
kabur. Suara hati tidak terdengar, mungkin tertutup derai hujan yang sedang
turun dengan derasnya. Lama aku memandangi tetes air yang turun bergantian,
hingga memoriku menangkap kenangan yang nyaris aku lupakan.
Aku mengingat kamu, gadis kecil
yang biasa bermain hujan dengan riangnya. Gadis kecil yang tidak peduli apakah
nanti akan sakit atau tidak. Gadis kecil yang menari berputar-putar bahagia di
bawah curahan air yang jatuh dari talang, seolah sedang menampilkan tarian maha
karya. Tawa yang tergelak, tangan yang bergerak bebas, dan kaki yang berjejak
berirama. Ah, aku merindukan kamu, gadis kecil.
Apa kabarmu sekarang, gadis
kecil? Masih suka menari di bawah hujan? Masih suka berlarian di lapangan
menghindari bola kasti? Atau sekedar berkejar-kejaran dengan anak lain?
Sepertinya tidak lagi.
Aku nyaris lupa bagaimana
lepasnya engkau tertawa. Sudah lama sekali sejak saat itu. Kini gadis kecil itu
sudah bukan kanak-kanak lagi. Banyak hal yang terjadi padamu. Pahit, manis,
getir kehidupan mungkin sudah kau rasakan. Ada kisah yang memperlebar senyum.
Tidak sedikit kisah yang menorehkan luka.
Gadis kecil, apapun yang terjadi,
jangan terlepas senyum bahagia masa kecil dari wajahmu.
Gadis kecil, apapun kondisimu
sekarang, jangan memudar keceriaan tawamu.
Gadis kecil, apapun yang kau
lalui, jangan ternoda hati putihmu yang penuh kasih.
Tumbuhlah menjadi dewasa dalam
rasa dan pemikiran. Jadilah makin bijak, gadis kecil.
Teruntuk gadis kecil yang saat
ini sudah tidak pernah menari dalam hujan.