Senin, 02 Februari 2015

Surat untuk Gadis Kecil



31 Januari 2015. Hari terakhir di bulan pertama tahun ini. Entah apa yang ada di pikiranku saat ini, semua terasa kabur. Suara hati tidak terdengar, mungkin tertutup derai hujan yang sedang turun dengan derasnya. Lama aku memandangi tetes air yang turun bergantian, hingga memoriku menangkap kenangan yang nyaris aku lupakan.


Aku mengingat kamu, gadis kecil yang biasa bermain hujan dengan riangnya. Gadis kecil yang tidak peduli apakah nanti akan sakit atau tidak. Gadis kecil yang menari berputar-putar bahagia di bawah curahan air yang jatuh dari talang, seolah sedang menampilkan tarian maha karya. Tawa yang tergelak, tangan yang bergerak bebas, dan kaki yang berjejak berirama. Ah, aku merindukan kamu, gadis kecil.

Apa kabarmu sekarang, gadis kecil? Masih suka menari di bawah hujan? Masih suka berlarian di lapangan menghindari bola kasti? Atau sekedar berkejar-kejaran dengan anak lain? Sepertinya tidak lagi. 

Aku nyaris lupa bagaimana lepasnya engkau tertawa. Sudah lama sekali sejak saat itu. Kini gadis kecil itu sudah bukan kanak-kanak lagi. Banyak hal yang terjadi padamu. Pahit, manis, getir kehidupan mungkin sudah kau rasakan. Ada kisah yang memperlebar senyum. Tidak sedikit kisah yang menorehkan luka.

Gadis kecil, apapun yang terjadi, jangan terlepas senyum bahagia masa kecil dari wajahmu.
Gadis kecil, apapun kondisimu sekarang, jangan memudar keceriaan tawamu.
Gadis kecil, apapun yang kau lalui, jangan ternoda hati putihmu yang penuh kasih.
Tumbuhlah menjadi dewasa dalam rasa dan pemikiran. Jadilah makin bijak, gadis kecil.

Teruntuk gadis kecil yang saat ini sudah tidak pernah menari dalam hujan.
 

Tempat Mengungkap yang Tak Terucap Template by Ipietoon Cute Blog Design