Dear papa,
Maaf ya pa kalau semakin kesini semakin jarang telepon papa. Sering ga angkat telepon papa.
I love you, with all my heart.
Dear mama,
Makasih ya ma udah doain cece tiap hari. Meski kita jarang berkomunikasi, cece tahu mama juga perhatiin cece. Meski cece sering kesal kalau cece telepon mama jarang mau ngomong. Kita mungkin awkward kalau ngobrol jarak jauh. Tapi meski begitu, mama harus tahu, kalau cece sayang mama.
I love you, and i mean it.
Dear kakak,
Maaf ya kak kalau cece pernah menyinggung kakak. Bukan karena apa-apa. Waktu itu cece cuma panik sama kondisi keluarga kita. I need you to back up our problem. Mungkin cara cece yang salah. Tapi kakak harus percaya, apa yang cece lakukan itu bukan buat kepentingan cece. Tapi buat kita. Serius.
To be honest, i love you kak.
Dear adek,
Kesal ya dengar omelan cece? Cece cerewet ya? Maaf ya... cece bukannya suka marahin adek. Cece cuma mau didik adek supaya ga salah langkah. Cece begitu karena cece sayang adek. Cece tahu rasanya berjuang sendirian di kota orang. Jadi selama adek masih tinggal sama papa mama, adek harus jaga mereka. Sayangi mereka. Adek juga harus tau, cece bukannya melarang adek berkembang di pulau Jawa. Cece cuma mau lindungi adek dari hal yang nggak baik. Dunia luar itu ga seindah film korea dek. Kalau adek disana sendirian, siapa yang bisa bantu adek kalau kesulitan?
Hidup sendiri itu tidak menyenangkan dek. Percaya cece. Cece ga mau adek mengalami kesulitan karena sendiri.
I love you, really.
Cece tahu di keluarga kita cece terkesan sebagai KPK, tukang audit, suka komplain. Cece ga marah dapat julukan begitu. Selama apa yang cece lakukan membuat kita tetap dalam koridor yang benar. Cece bukannya ga suka sama kalian, cece cuma ga mau someday kita jadi jatuh karena ga ada yang ngawasin. Mungkin salah cece yang kurang percaya sama kemampuan keluarga kita. Maaf untuk semuanya. Cece sayang sama kalian. Cece sayang keluarga cece.
I love you, all of you.
Lots of love.
Cece
